Sebuah perusaan atau organisasi harus mengatur kebutuhan operasionalnya sebaik dan seefisien mungkin. Sebab pengaturan manajamen yang berhubungan dengan aset merupakan hal yang paling penting untuk produksi barang, analisa market hingga pendapatan.
Bagi perusahaan yang tersebar di seluruh area geografis perlu perhatian dan pengaturan lebih mendalam. Setiap wilayah memiliki kondisi yang berbeda-beda, hal tersebut juga berdampak pada penanganan aset itu sendiri. Belum lagi jumlah produksi, biaya keluar-masuk, dan lain sebagainya, yang mana setiap area memiliki bilangan yang tidak sama.
Untuk itu, optimalisasi aset setiap perusahaan perlu dilakukan setiap waktu agar terjadi pemerataan antara wilayah perusahaan satu dan lainnya. Aset bisa berupa yang berwujud (tangible) ataupun tidak berwujud (intagible).
Adapun manajemen yang dimaksud yakni mencakup empat hal, Planning, Organizing, Leading dan Controlling. Secara umum aset bisa diartikan berupa kekayaan. Kekayaan yang berwujud biasanya berupa gedung, peralatan, tanah dan mesin. Aset ini juga berorientasi pada kepentingan publik atau konsumen itu sendiri. Pada negara diwujudkan dalam jalan raya, pelabuhan, irigasi, jembatan, serta pembangunan lainnya.
Sedangkan aset yang tidak berwujud berupa hak paten, intelektual, cipta, dan lain sebagainya. Dengan demikian, baik aset berwujud maupun tidak sebenarnya merupakan unsur untuk mencapai visi dan misi.
Di sisi lain aset juga disangkut pautkan dengan nilai ekonomi baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah yang berupa finansial. Sementara menurut sudut pandang ekonomi yang eksplisit yaitu barang, baik yang dimiliki oleh organisasi, perusahaan, individu maupun pemerintah. Jadi dapat disimpulkan bahwa ialah termasuk ke dalam tiga hal, yaitu
- Nilai ekonomi (economic value)
- Nilai komersial (commercial value)
- Nilai tukar (exhange value)
Melalui sudut pandang akuntansi, aset mencakup empat hal, yakni:
- Uang kas dan kekayaan lancar
- Aset jangka panjang dan tetap
- Prepaid and deferred assets, seperti misalnya pabrik, peralatan dan perlengkapan
- Hak tidak berwujud, seperti merk, hak cipta dan paten.
Bagi suatu perusahaan, pemerintah, organisasi, pengelolaan aset adalah hal penting untuk kesejahteraan dan masa depan. Manajemennya tidaklah mudah karena mencakup segala aspek, baik keuangan, inventori, serta instrumen lainnya. Faktanya, sebagian dari mereka banyak yang merasa kesulitan pada pengaturannya.
Pada produk baik berupa barang dan jasa, apabila sudah tidak layak dan memang telah mengalami pergeseran teknologi serta tren, maka seharusnya ditarik kembali dan digantikan oleh yang lebih baru serta terinovasi. Di bagian keuangan, segala sesuatunya yang mencakup modal, pendapatan, pengeluaran untuk produksi, gaji karyawan, serta pengeluaran lainnya perlu diperhatikan setiap hari agar nantinya lebih mudah dalam memilah dana.
Sementara pada pengadaan barang produksi, seperti mesin, dan alat-alat penunjang lainnya juga perlu ada peng-upgrade-an sesuai dengan perkembangan zaman serta teknologi. Segala urusan operasional juga harus diperhatikan untuk menciptakan sebuah tatanan atau manajemen aset yang optimal.
Menurut Sugiama (2013), manajemen aset merupakan ilmu dan seni untuk mengelola kekayaan yang mencakup proses perencanaan, kebutuhan, mendapatkan, menginventaris, legal audit, memelihara, mengopreasikan, membaharakuan, menghapus hingga mengalihkannya secara efektif dan efisien. Dengan begitu, menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bila manajemen aset merupakan suatu proses sistematis untuk mengelola segala aspek dari perusahaan. Kesimpulannya untuk menyesuaikan antara pengelolaan dan keuangan, berikut 5 cara untuk menghematnya:
- Identifikasi apa yang dibutuhkan oleh aset
- Identifikasi kebutuhan dana
- Memperoleh aset
- Menyediakan dukungan logistik dan pemeliharaan aset itu sendiri
- Menghapus dan kemudian memperbatui aset secara efektif efisien.
Dengan demikian pengelolaan aset yang optimal memiliki tujuan yang baik untu perusahaan, organsasi dan pemerintahan itu sendiri. Maka itu artinya ada beberapa tujuan mengapa perlu sekali untuk melakukan kegiatan ini, yaitu:
Pengelolaan secara efektif
Efektif berarti suatu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan awal. Setiap perusahaan atau organiasai memiliki visi dan misi dalam mendirikannya. Berdasarkan tujuan itulah mereka membentuk Sumber Daya Manusia yang terbagi ke dalam beberapa divisi. Masing-masing dari mereka nantinya akan bekerja sesuai dengan bagian apa yang dikelola.
Maka dengan pengelolaan aset yang efektif, mereka akan mendapatkan tujuan yang memang telah diharapkan sejak awal. Sedangkan efektivitas adalah suatu tolak ukur dari tinggi rendahnya target, misalnya derajat kualitas, jumlah pencapaian, waktu, produksi, pendapatan, dan lain sebagainya.
Pencapaian biasanya juga disajikan dalam bentuk prosentase dari target yang telah ditetapkan. Apabila target ternyata lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, maka tingkat efektivitasnya juga makin tinggi. Dengan begitu, efektif merupakan seluruh aspek yang mampu mencapai tujuan bahkan lebih sehingga perusahaan memiliki kekayaan untuknya bertahan.
Pengelolaan efisien
Pengelolaan secara efisien berpusat pada penggunaan sumber daya rendah untuk hasil tinggi, dengan begitu akan tercipta keseimbangan rasio antara output dan input. Pada manajemen aset, efisiensi biasanya dikaitkan dengan penggunaan waktu, tenaga serta biaya.
Sehingga dapat disimpulkan bila manajemen aset yang efisien ini lebih kepada penghematan, baik dari segi biaya, waktu dan ketepatan. Kendati demikian, perusahaan juga harus memperhatikan kualitas dari produk, jasa ataupun hal yang bersifat fisik. Apabila ada keseimbangan antara efisiensi, dan sesuatu yang dihasilkan, maka dipastikan akan berdampak pada kebaikan perusahaan itu sendiri.
Dalam praktiknya, manajemen aset yang dilakukan secara tepat atau efisien menjadikan sistem pengaturan operasional lebih tertata serta sistematis. Adapun secara umum tujuan dari manajemen aset secara efisien yakni:
- Meminimalisir biaya selama umur aset
- Menghasilkan laba maksimum
- Mencapai penggunaan dan pemanfaatan aset secara optimal.
Menjaga nilai aset
Optimalisasi juga berupa menjaga dan memelihara aset itu sendiri. Pengelolaan secara baik dapat menjaga nilainya agar memiliki usia lebih panjang, menghindari kerusakan yang menyebabkan nilai jualnya turun, serta menjaga agar tetap berkualitas.
Dalam pemeliharaannya, perusahaan haruslah menyediakan biaya operasional sendiri. Hal tersebut bertujuan supaya menghasilkan output tinggi sesuai dengan tujuan awal.
Memudahkan pembuatan anggaran
Setiap perusahaan memiliki pengaturan operasional sendiri. Adanya operasional bertujuan untuk mengelola dan mengatur data yang berhubungan biaya atau anggaran, sumber daya manusia, pengadaan produk dan jasa, pemutaran uang, hingga pemeliharaan.
Dengan adanya optimaliasasi aset rutin yang dilakukan setiap minggu, sebuah perusahaan akan lebih mudah membuat perencanaan. Adapun yang menyangkut planyakni dana pembelian atau konstruksi, sampai perpanjang usia serta penghapusan aset.
Mengontrol penyusutan aset
Adanya penyusutan biasanya terjadi pada penggunaan aset tetap. Biasanya berupa pengurangan kualitas, penurunan fungsi hingga nilainya. Namun pengelolaan aset justru akan membuatnya tetap berdaya jual tinggi dan terelihara dengan baik, sehingga penyusutan bisa diminimalisir.
Sadar akan manajemen risiko
Setiap organisasi atau perusahaan dihadapkan dengan hal-hal tak terduga di masa depan. Pesaing, perputaran mata uang, dan sistem perekenomian bisa mempengaruhinya.
Untuk mengantisipasi, maka perusahaan haruslah sadar akan risiko tersebut dengan membentuk manajemen optimalisasi aset. Dengan begitu mereka bisa mengurangi risiko, serta menambah langkah proteksi atau pengendalian pada aset yang dimiliki.
Prioritaskan yang perlu
Pengoptimalasan aset bisa mengontrol sirkulasi keuangan dan operasional secara rutin. Perusahaan lebih bisa mengetahui dengan jelas berapa banyak pengadaan barang atau jasa yang dproduksi. Dengan demikian bisa mengurangi pembelian berlebih dan memprioritaskan yang perlu saja.
Optimalisasi aset dapat mengatur operasional secara teratur dan sistemis. Kinerja yang terstruktur akan menguntungkan bagi perusahaan atau organisasi yang berdampak pada perekonomian suatu negara.