Aset merupakan hal wajib yang harus diperhitungkan, baik oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Mengapa demikian? Sebab aset merupakan tolak ukur atas tingkat kekayaan yang dimiliki oleh seseorang maupun suatu lembaga.
Lalu, bagaimana jika aset itu sendiri tidak bisa dikoordinir dengan benar, sehingga penggunaannya tidak sampai ke tahap optimal? Apakah ini akan menjadi masalah ke depannya? Ya, jelas saja akan menjadi masalah.
Masalah optimalisasi aset sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh perorangan, maupun skala perusahaan saja. Namun, ke lingkup yang lebih besar dari itu, seperti aset daerah maupun negara pun diwajibkan untuk mengoptimalkan aset yang ada. Dengan pengoptimalan aset yang ada, maka akan bertambah pula tingkat keuntungan ke depannya. Meskipun tingkat keuntungan yang dimaksud akan berbeda dampaknya antara yang satu dengan yang lainnya.
Bagaimana cara penilaian aset untuk optimalisasi aset? Yuk, cari tahu pada artikel kali ini.
Penilaian aset bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan, seperti pendekatan data pasar, pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut, ya!
- Penilaian Aset Tetap Dengan Pendekatan Data Pasar
Metode penilaian yang dilakukan yakni dengan cara membandingkan secara langsung properti yang dinilai dengan data properti yang sejenis terhadap tiga atau lebih data banding yang telah terjual, lalu buat penyesuaiannya terhadap property yang akan dinilai.Langkah-langkah yang diperlukan dalam metode ini adalah :- Kumpulkan data mengenai transaksi jual beli tanpa paksaan, transaksi jual beli yang belum lama berlangsung, maupun data dari jual beli tersebut harus punya kesamaan dalam hal peruntukan, bentuk tanah, lokasi yang sejenis, sifat-sifat fisik & sosial, ukuran/luas, dan cara jual beli.– Data bisa didapatkan dari berbagai sumber, seperti Broker, Developer, Iklan, surat kabar, majalah, papan pengumuman (langsung tinjau kelokasi), Arsip hasil penilaian, ataupun Investor.
– Lakukan analisa dari penyesuaian untuk perbedaan yang ada. Misalnya perbedaan berdasarkan pada waktu, lokasi dan lainnya.
- Penilaian Aset Tetap Dengan Pendekatan Biaya
Metode penilaian yang dilakukan yakni dengan cara mengunakan metode kalkulasi biaya antara nilai properti (Tanah dan Bangunan) dengan penyusutan.Langkah-langkah yang diperlukan dalam metode ini adalah :
– Nilai tanah dapat dihitung dengan melakukan perbandingan data pasar, yakni mengandaikan tanah sebagai tanah kosong dan tersedia yang akan dikembangkan sesuai dengan prinsip Highest and Best Use
– Biaya realisasi baru dapat dihitung dari nilai bangunan dan prasarana– Penyusutan dapat dihitung oleh semua penyebab, baik dari segi fisik, fungsional maupun ekonomis. (Semua Penyusutan Wajib Dihitung)
– Nilai pasar bangunan dapat dihitung dengan mengurangi biaya realisasi baru dengan besarnya penyusutan yang diperoleh sebelumnya
– Nilai properti dapat dihitung dengan nilai pasar tanah di tambah nilai pasar bangunan
- Penilaian Aset Tetap Dengan Pendekatan Pendapatan
Metode penilaian yang dilakukan yakni dengan melakukan pendekatan empat cara. Metode tersebut yakni terbagi atasMetode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow Method/Metode DCF), Metode Kapitalisasi Langsung (Direct Capitalization Method), Metode Penyisaan (Residual Technique Method) dan Gross Income Multiplier (GIM).Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai keempat metode tersebut, yakni.– Metode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow Method/Metode DCF) : metode yang mampu memberikan gambaran pendapatan suatu properti baik sekarang maupun yang akan datang dari arus kas, dengan memperhatikan data-data di masa lampau. Biasanya , mtode DCF ini sangat sesuai untuk property yang menghasilkan pendapatan dengan kondisi perekonomian yang tidak stabil.
– Metode Kapitalisasi Langsung (Direct Capitalization Method) : metode ini cenderung mengarah pada nilai dari properti dimana properti tersebut tergantung pada kemampuan menghasilkan keuntungan. Cara menghitung nilai obyek penilaian aset yakni dengan membagi proyeksi pendapatan tahunan dimana nantinya bisa mencerminkan dan mewakili pendapatan tahunan dimasa yang akan datang dengan tingkat kapitalisasi tertentu.
– Gross Income Multiplier (GIM) : metode yang mampu memberikan data mengenai nilai obyek (aset tetap) dimana penilaian akan didapatkan dengan mengkonversikan pendapatan kotor tahunan dengan konstanta tertentu. Nilai pendapatan yang didapat nantinya akan mencerminkan dan mewakili pendapatan tahunan dimasa yang akan datang.
Demikian materi mengenai cara penilaian aset tetap untuk optimalisasi aset. Semoga bermanfaat, ya!
yang terakhir metode nya cuma 3, bukan 4