Proyek bisnis yang kamu lakukan haruslah melalui perhitungan yang matang. Karena dengan demikian, kamu bisa menentukan keuntungan dan keberlangsungan proyek untuk jangka panjang. Tapi, proyek dapat mandek sewaktu-waktu jika cash flow-nya tidak sehat. Cash flow ini sendiri terbentuk dari berbagai faktor termasuk di dalamnya adalah ROI. Jika kamu ingin untung, maka kamu harus memahami hubungan ROI dengan cash flow proyek.
ROI merupakan bagian penting dalam sebuah proyek. Karena dengan rasio tersebut para pebisnis dapat menilai berapa besar keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dilakukan. Ini juga bisa mempengaruhi banyak hal terutama aliran kas. Jika kamu telaah lebih lanjut maka ROI ini bisa mempengaruhi cash flow sebuah proyek.
Apa Itu ROI?
Jika ingin melihat profit atau tidaknya sebuah proyek bisa kamu lakukan dengan memakai rasio profitabilitas. Salah satunya rasionya adalah ROI (return on investment). Rasio ini banyak muncul karena bisa melihat berapa besar profit yang kamu peroleh dari besaran dana yang masuk sebagai investasi.
Perhitungannya dapat kamu lakukan secara bertahap, yaitu”
- Operating/ profit margin = laba usaha/ pendapatan bersih … (1)
- Turn over operating/ asset turn over = pendapatan bersih/ total aset … (2)
- ROI= pemasukan/ investasi x 100% … (3)
Semakin besar persentase ROI akan semakin baik. Karena perolehan dana dari investasi yang ada semakin besar. Oleh karena itu, para pengusaha proyek akan berusah membangun proyek seefektif dan seefisien mungkin sehingga nilai ROI semakin tinggi.
Apa Itu Cash Flow?
Dari sisi bahasa maka cash flow dapat kamu pahami sebagai aliran kas. Artinya, kas ini merupakan uang yang masuk dan keluar. Secara harfiah berarti cash flow merupakan aliran keuangan yang masuk dan keluar dalam sebuah akun. Cash flow ini harus sehat agar sebuah bisnis dapat berjalan dengan baik.
Banyak sekali bisnis yang memperoleh profit besar namun cash flow-nya berantakan. Mengapa? Sebagian besar penyebabnya adalah karena uang yang keluar jauh lebih besar daripada uang yang masuk. Bisa jadi, uang keluar tersebut untuk membayar utang, membayar gaji, fee dan lainnya.
Jika cash flow tidak sehat, maka kegiatan operasional akan mandek. Hal ini akan lebih parah pada sebuah proyek yang sedang berjalan. Karena, tanpa adanya dana segar maka proyek akan terhambat. Semakin lama terhambatnya maka pemilik proyek akan semakin merugi dari sisi waktu dan dana.
Karena dana yang telah diinvestasikan tidak bisa kembali sesuai dengan perkiraan proyek. Inilah salah satu alasan mengapa cash flow proyek dan perusahaan harus sehat.
Hubungan ROI dengan Cash Flow Proyek
Seperti yang telah kamu ketahui sebelumnya bahwa cash flow terbentuk dari banyak faktor dan salah satunya adalah ROI. Secara logika kamu dapat memahami bahwa investasi yang masuk untuk proyek akan dikelola sebaik mungkin untuk menghasilkan profit atau pemasukan.
Investasi tersebut bisa kamu pakai untuk pengembangan atau pembangunan proyek sesuai dengan rencana yang ada. Investasi yang menghasilkan bisa kamu putar kembali untuk pembiayaan proyek tersebut sehingga bisa selesai dengan cepat. Semakin besar pula hasil ROI maka semakin banyak aliran dana yang masuk. Dari sisi cash flow maka uang segar yang bisa kamu putar kembali semakin banyak.
Jika proyek selesai tepat waktu atau lebih cepat dengan nilai ROI yang baik. Maka, pemilik proyek akan memperoleh untung berlipat. Pertama, operasional bisnis dapat berjalan dengan cepat. Kedua, waktu proyek menjadi lebih singkat dan lebih hemat. Ketiga, ROI sebelumnya bisa kamu pakai untuk menggaet calon investor berikutnya.
Hungan ROI dengan cash flow proyek sangatlah erat. Karena, pengerjaan proyek saat ini tidak akan terpisah dari investasi. Karena, menggunakan dana pribadi sangat sulit dan memiliki batasan. Sedangkan memakai pinjaman memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, perhitungan ROI yang baik dalam cash flow tersebut harus kamu perhatikan agar proyek yang ada dapat berjalan dengan lancar.