Tujuan utama dari investasi properti adalah memperoleh keuntungan atau tingkat pengembalian yang tinggi. Artinya, tidak ada investor yang mau mengalami kerugian bahkan kehilangan dana atau modal yang telah ditanamkan pada instrumen tertentu.Supaya anda tidak salah dalam mengambil keputusan investasi, wajib hukumnya bagi investor untuk melakukan analisis kelayakan investasi properti.
Kelayakan investasi tidak bisa dinilai hanya berdasarkan dari asumsi atau keyakinan saja, tetapi harus dianalisis secara mendalam dari berbagai aspek. Tanpa pertimbangan yang matang, investasi ibarat membeli kucing dalam karung. Artinya, investor tidak mengetahui secara jelas penanaman modal yang dilakukannya tersebut menguntungkan atau tidak.
Anda bisa melakukan beberapa analisis kelayakan berikut ini untuk menentukan layak atau tidaknya bisnis investasi property yang akan anda lakukan nantinya.
Net Present Value (NPV)
Kelayakan investasi properti dengan metode Net Present Value (NPV) dinilai dari keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek atau investasi properti. Keuntungan bersih tersebut dihitung dari selisih nilai sekarang investasi properti dengan aliran kas bersih yang diharapkan dari proyek atau investasi properti di masa yang akan datang atau pada periode tertentu. Penilaian kelayakan investasi properti dengan pendekatan NPV ini merupakan metode kuantitatif yang mampu menunjukkan layak tidaknya suatu proyek atau investasi properti. Perhitungan NPV dirumuskan sebagai berikut:
NPV = ΣPVt – A0
NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
PV = NCF x Discount factor
Discount factor = 1/(1+r)t
Keterangan:
NPV = Net Present Value
PV = Present Value
NCF = aliran kas
A0 = investasi properti yang dikeluarkan pada awal tahun
r = biaya modal
t = periode waktu investasi properti/proyek
Pengambilan keputusan investasi properti dalam metode ini menggunakan asumsi sebagai berikut:
- Jika NPV0 > NPV1, maka investasi properti atau proyek dinilai tidak layak karena berisiko mengalami kerugian.
- Jika NPV0 < NPV1, maka investasi properti atau proyek dinilai layak karena berpotensi menghasilkan keuntungan.
- Jika NPV0 = NPV1, maka investasi properti atau proyek dinilai tidak layak karena tidak menghasilkan keuntungan.
Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) mengukur kelayakan suatu investasi properti anda berdasarkan tingkat suku bunga yang dapat menjadikan jumlah nilai sekarang. Keuntungan yang diharapkan tersebut sama dengan jumlah nilai sekarang dari biaya modal (NPV = 0). Dalam metode ini, time value of money telah diperhitungkan sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya modal atau tingkat bunga yang diterapkan.
Untuk menghitung nilai dari IRR harus dilakukan dengan cara trial and error atau menggunakan tabel tingkat bunga. Adapun formula perhitungan IRR sebagai berikut.
IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
R1 = tingkat bunga pertama
R2 = tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Pengambilan keputusan investasi properti berdasarkan metode IRR menggunakan asumsi sebagai berikut:
- Suatu investasi properti dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari tingkat bunga yang diterapkan.
- Suatu investasi properti dikatakan tidak layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga yang diterapkan.
Dengan menganalisis kelayakan investasi properti, investor dapat mengetahui secara jelas prospek dari proyek atau investasi properti tersebut, apakah menguntungkan atau tidak. Secara lebih lanjut, tindakan penanaman modal pada suatu proyek yang menguntungkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan di masa yang akan datang.
untuk anda yang membutuhkan Jasa Studi Kelayakan Medan Aceh dan Pekanbaru dan Jasa Pembuatan Studi Kelayakan silahkan Menghubungi kita..