Laporan Analisa Proyeksi Akhir Covid-19 di Indonesia

Situasi yang dihadapi oleh bangsa ini setiap hari seolah tidak menentu. Setiap hari yang kita saksikan di TV, Surat Kabar, Media Berita Online, Sosial Media bahkan perbincangan sehari-hari pun seolah tidak terlepas dari kecemasan, kekhawatiran, ketidakjelasan hari demi hari yang harus dijalani. Entah kapan semua ini akan menjadi pasti dan hari kembali cerah untuk melihat kedepan. Bagaimana Takdir akan menentukan esok hari atau kehidupan kita malam ini. Takdir bukan kejam, asalkan manusia tahu dan bisa melihat arah yang harus dilalui esok hari. Keadaan yang tidak menentu ini akhirnya membuat kami membuat laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Indonesia.

Ya, semuanya berubah dan berawal dari satu jenis Virus yang bernama Corona, atau lebih tepatnya Covid-19 (Corona Virus Desease 2019). Sejak saat itu, berita yang kita lihat setiap saat adalah bertambah banyaknya jumlah pasien baru, mereka yg meninggal, dan harapan untuk kesembuhan. Lapangan Kerja, ditumpuki berita-berita PHK, pemotongan gaji, masyarakat yang kehilangan sumber mata pencaharian. Kegiatan Bermasayarakat, penuh dengan berita larangan untuk berkumpul, nongkrong, arisan, pesta resepsi, yang sebelumnya bisa kita lakukan dengan bebas sambil bercengkerama dan bercanda. Pelajar dan Mahasiswa pun harus rela waktunya sehari berada di rumah, jauh dari teman-teman, kalaupun ada, pergaulan hanya melalui bantuan teknologi dan saluran internet atau telepon.

Pertanyaan yang paling mendasar di benak semua orang pada saat ini adalah: Sampai Kapan ini akan terjadi? Apakah selamanya? Haruskah terus menerus menunggu keluarga, teman-teman, kerabat dan diri sendiri menjadi korban keganasan Virus ini? Kapan semua ini akan berakhir dan kemudian kehidupan berubah menjadi normal kembali.

Jawaban-jawaban itu berusaha selalu dicari, antara lain melalui data yang tersedia. Untuk Indonesia, kami akan berusaha menawarkan opsi-opsi jawabannya, dengan membuat perbandingan terhadap beberapa negara lain. Mulai dari Italia, India, Singapura dan kemudian Indonesia.

Hasil Data Laporan Analisa Proyeksi Akhir Covid-19

ITALI

Italia memasuki masa Puncak Pandemik pada tanggal 21 Maret 2020. Pada tanggal 22 Maret 2020, Franco Locatelli, President of the Health Council mengatakan, “bahwa kita berharap akan melihat untuk pertamakalinya hasil Lockdown Ketat yang telah diberlakukan sejak 11 Maret hingga 2 – 3 minggu ini. Hasilnya, untuk minggu depan akan menjadi titik penting, kita benar-benar berharap pada akhirnya akan melihat sebuah tanda bahwa trendnya akan menjadi terbalik.”

 

Sejak saat itu, apa yang diharapkan di Itali benar-benar terjadi. Jumlah penambahan kasus-kasus baru Covid – 19 di Italia mulai menuruni puncaknya. Hingga pada tanggal 21 April, Kurva Jumlah Kasus-Kasus Baru yang terus turun, bertemu dengan kurva Jumlah Pasien Sembuh (Recovery), diikuti dengan terus merosotnya Jumlah Pasien Meninggal.

 

Berikutnya, Kurva Jumlah Pasien Sembuh justru melampaui Kurva Jumlah Kasus-Kasus Baru. Ini berarti, selain Harapan Hidup Pasien Covid – 19 semakin tinggi, juga semakin nyata harapan berakhirnya penambahan Pasien Covid – 19 Italia.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Itali - New Cases

Sumber :Worldmeter

↗️↗️ Kurva Kasus Baru yang terus turun bertemu (21 April 2020) dgn Kurva Sembuh.

Puncak Pandemik (berwarna kuning) pada tanggal 21 Maret 2020. Recovery Terendah (berwarna hijau) pada tanggal 24 Februari 2020 (12,5 % pasien sembuh).

 

Peningkatan Kurva Recovery (Jumlah Pasien Sembuh) :

27.02.2020 (72,58%)

02.03.2020 (74,13%)

13.03.2020 (53,20%)

17.03.2020 (54%)

08.05.2020 (76,63%)

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Itali - Daily Deaths
Sumber :Worldmeter

Grafik di atas adalah Kurva Jumlah Meninggal yang terus turun, karena Kurva Jumlah Pasien Sembub (Recovery) terus naik.

Grafik di bawah ini adalah Kurva Jumlah Meninggal vs Kurva Jumlah Sembuh.

Trend Reversal (Trend Terbalik) pada 2 Kurva tersebut terjadi pada tanggal 24 Februari 2020 hingga 27 Februari 2020.

Puncak Kurva Jumlah Meninggal (warna kuning) terjadi pada tanggal 24 Februari 2010 (87,5% penderita meninggal).

Jumlah Meninggal Terendah (warna kuning) di tanggal 27 Februari 2020 (27,42% penderita meninggal).

Jumlah Sembuh Terrendah (warna hijau) 24 Februari (12,50%).

Jumlah Sembuh Tertinggi Pertama (warna hijau) 27 Februari (72,58%).

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Itali - Outcomes Cases

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Itali - Daily New Deaths

Sumber :Worldmeter

Grafik di atas adalah Kurva Jumlah Harian Penderita Meninggal yang terus turun di Itali, karena Kurva Recovery yang terus naik melampaui Kurva Jumlah Penderita Meninggal.

 

Sehingga, hampir dapat dipastikan bahwa setiap Penderita yang masuk RS karena tertular Virus Corona, akan keluar dari RS dalam kondisi sembuh.

 

INDIA

 

Di India, sampai saat ini Penambahan Kasus-Kasus Baru Covid-19 masih tinggi.

Namun, seperti disampaikan oleh Menteri Kesehatan India, saat ini telah ada 112 distrik di India yang tidak.lagi menunjukkan penambahan kasus2 baru. 42 districts tidak ada laporan baru sejak 28 hari lalu. 29 districts sejak 21 hari. 36 districts dalam 14 hari dan 46 districts dalam 7 hari terakhir. Puncak Pandemik di India akan terjadi dalam 4 – 6 minggu lagi, setelah penrapan lockdown selama 45 hari. Meskipun di beberapa daerah akan membutuhkan waktu lebih lama hingga menjelang musim dingin.

 

Di India, berdasarkan data dari Worldmeter, menunjukkan bahwa setiap pasien yg telah dirawat di RS, telah keluar dari RS, 90% dalam keadaan sembuh, sedangkan sisanya yg meninggal sebanyak 10%.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Cases
Sumber :Worldmeter

Data pada bagan tanggal 8 Mei 2020 di atas menunjukkan bahwa India mencatat Total 59,765 Kasus. Yang Telah Selesai Dirawat di RS Total 19.883 orang, dengan rincian 17.897 orang (90%) dalam keadaan Sembuh dan 1.986 orang (10%) dalam.kondisi meninggal. Artinya, hampir 1 dari 3 pasien yg dirawat di RS sembuh.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Cases 2

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Cases 3

Grafik Perbandingan Kurva Jumlah Penderita Covid19. Kurva Penderita Covid terkonfirmasi (warna merah). Kurva Penderita yg masih aktif (warna biru terang), Kurva Jumlah Pasien Sembuh (warna hijau) dan Kurva Jumlah Pasien Meninggal (warna biru gelap).

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Daily Deaths

Grafik di atas adalah jumlah harian penderita yang meninggal

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Daily New Cases

Sumber : Worldmeter

Grafik di atas adalah Jumlah Harian Penambahan Kasus Baru.

Di bawah adalah Grafik Perbandingan antara Jumlah Penderita yang Meninggal (warna kuning) dan Jummlah Penderita Sembuh (warna hijau)

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Outcome Cases

Di bawah adalah Grafik Perbandingan antara Jumlah Kasus baru (warna kuning) dan Jumlah Penderita Sembuh (warna hijau).

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di India - Newly Cases & RecoveriesSumber :Worldmeter

 

Meskipun dinyakatan bahwa Puncak Pandemik di India akan terjadi dalam 4 – 6 minggu lagi. Namun India masih menghadapi masalah dengan Containment di beberapa wilayah, dikarenakan bbrp wilayah seperti Gujarat, Maharashtra, Delhi, Tamil Nadu, Rajasthan, Jumlah Pertambahan Penderitanya terus meningkat. Juga masalah Containment sehubungan dengan kembalinya arus migran ke India.

 

SINGAPURA

 

Singapore dinyatakan telah melewati masa Puncak Pandemik. Puncak Pandemik COVID19 di Singapura terjadi pada tanggal 20 – 21 – 22 April 2020.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Singapura - Daily New Cases

Sumber :Worldmeter

 

Percepatan untuk melewati Masa Puncak Pandemik ini, dikarenakan keberhasilan penerapan Circuit Breaker untuk mengurangi jumlah kasus trasmiai lokal virus corona di Singapura. Circuit Breaker yang diterapkan di Singapura, berbeda dengan Lockdown yang diterapkan di Itali dan beberapa negara lain.

 

Circuit Breaker yang diberlakukan Pemerintah Singapura pada 17 April hingga 1 Juni mendatang, dianggap memberikan hasil memuaskan dalam menekan epidemi corona. Hingga bisa mengantarkan Singapore melewat Puncak Pandemi. Dengan jumlah yang sembuh tetap di atas jumlah yang meninggal.

Tujuan penerapan program Circuit Breaker ini sebenarnya adalah memutus jalur sirkuit penyebaran virus corona.

Alasan Singapura memilih Program Circuit Breaker dan bukannya Lockdown, karena disesuaikan dengan kondisi Singapura dimana sebagian besar kasus Covid-  19 terjadi di lingkungan permukiman padat buruh migran yang agak jauh dari lokasi pusat perkotaan. Wilayah-wlayah para Buruh Migran inilah yang menjadi sasaran utama penerapan program Circuit Breaker.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Singapura - Cases

Sumber : Chanel News Asia

Grafik itu menunjukkan perbandingan dan penambahan kasus baru di bbrp lingkungan yg banyak dipenuhi migrant:

  • Community
  • Work Permit Holdets
  • Dorm Resident
  • Imported

Dari grafik tersebut, penderita terbanyak Covid19 adalah para pekerja yang tinggal di Mess atau Asrama (Dorm Resident). Di grafik yang warna kuning. Sehingga lingkungan itulah yang menjadi sasaran Circuit Breaker di Singapore, selain area Community (warna biru).

 

Grafik itu ↗️↗️ menunjukkan tingkat keberhasilan penerapan Circuit Breaker, dalam arti turunnya jumlah kasus2 baru transmisi lokal, di masing – masing  kategori area (lingkungan) migrant.

 

 

 

 

Grafik ↗️↗️ menunjukkan Total Kasus Covid19, Tingkat Kesembuhan dan Jumlah Penderita yang Meninggal di Singapura. Termasuk perbandingan jumlah penderita Covid19 antara Pekerja yang tinggal di Dormitory, di luar Dormitory dan juga di area yang disebut area Community

Jumlah Penderita yang Meninggal Total 20 orang. Kematian pertama tercatat tgl 23 Maret 2020 sebanyak 2 orang, dan setelah itu, jumlah kematian tidak pernah melebihi 1 orang, hingga mencapai total 20 orang.

Grafik berikut ini menunjukkan jumlah Penderita Covid19 yg meninggal di Singapore.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Singapura - Daily Deaths

 

INDONESIA

Dalam kasus Covid – 19 di Indonesia ada 2 scenario, pertama berakhirnya pandemik apabila kondisi masyarakat taat ketentuan PSBB dan kedua, waktu berakhirmya pandemik apabila kebanyakan masyarakat tidak mematuhi ketentuan PSBB.

Lonjakan Kasus – kasus Baru Covid-19 di Indonesia, termasuk penambahan jumlah Pasien Sembuh dan yang Meninggal dapat dilihat pada grafik berikut .

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Indonesia - Jumlah Kasus

 

 

Grafik tersebut menunjukan bahwa Kurva Jumlah Kasus – Kasus Baru terus meningkat tinggi. Namun, masih ada gambaran yang memberi Harapan bagi masyarakat, bahwa Kurva Jumlah Pasien Sembuh semakin melampaui Jumlah yang Meninggal.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Indonesia - Daily New Cases

Berikut ini Gambaran Data Pasien yang keluar dari Perawatan Rumah Sakit, yang disebut Outcome. Ada 2 Outcome, Pasien Sembuh dan yang Meninggal.

 

Outcome APRIL + MEI :

Total Outcome : 2.817

Sembuh : 1.880. (71.84%)

Meninggal : 737. (28,16%)

 

Outcome APRIL :

Total Outcome : 1.888

Sembuh : 1.318. (69,81%)

Meninggal : 570. (30,19%)

 

Outcome MEI :

Total Outcome : 842

Sembuh : 675. (80,17%)

Meninggal : 167. (19,83%)

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Indonesia - Daily Deaths

Sumber : Worldmeter

 

Dari hasil data laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Indonesia tersebut, terlihat bahwa Harapan Hidup Pasien Covid – 19 yg dirawat di RS semakin tinggi, dan terus mendekati angka 100%. Artinya dengan angka 100%, setiap Pasien yang dirawat di RS, akan meninggalkan RS dalam keadaan sembuh.

 

Puncak Pandemik di Indonesia akan terjadi sekitar H+5 sampai H+14 Lebaran apalagi jika kebanyakan masyarakat tidak mematuhi ketentuan PSBB. Ini terjadi karena sejak beberapa minggu yang lalu di beberapa daerah tetap terjadi arus mudik, meskipun kemudian pemerintah mengeluarkan larangan mudik. Jika ketentuan PSBB tidak dilaksanakan oleh kebanyakan masyarakat, maka Hari Lebaran akan menjadi rawan bagi penularan transmisi lokal.

 

Namun jika Ketentuan PSBB dilaksanakan oleh lebih dari 80 % masyarakat, maka Puncak Pandemik tidak akan terjadi pada saat lebaran, namun sebelum.lebaran. Puncak Pandemik sebelum lebaran ini akan dipicu oleh terjadinya klaster -klaster baru di beberapa daerah, terutama di Jawa Timur.

 

Namun, dengan terbentuknya Klaster – klaster baru tersebut, Pemerintah Daerah akan lebih antisipatif dan preventif terhadap terbentuknya Klaster-klaster baru, yang pada saat ini banyak diluar dugaan. Seperti Klaster Pasar, Klaster Latihan Haji, Klaster Jamaat Gereja, Klaster Pabrik Rokok di Surabaya dan Tulungagung. Dengan adanya tindakan Pemda yang lebih preventif dan antisipatif, berdasarkan pengalaman aktual, maka lonjakan penambahan Pasien Covid – 19, dapat ditekan, terutama lonjakan jumlah pasien Covid – 19 yang timbul dari klaster – klaster baru.

laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 di Indonesia - Trend & Proyeksi

Sumber : Proyeksi Data di Olah

 

Demikian laporan analisa proyeksi akhir Covid-19 yang terjadi di Indonesia dapat Anda lihat dan analisis kembali dari data dan kurva di atas.

Setelah Puncak Pandemi tersebut, jumlah kasus-kasus baru Covid – 19 akan terus menerus turun selama 90 hari. Hingga Pandemik memasuki masa relaksasinya, hingga kemudian berakhir di Antara bulan September hingga November untuk Scenario Pertama (warna biru) ,sedangkan untuk skenario (tidak patuh PSBB) berakhir di antara bulan Desember sampai Januari Scenario Kedua (warna jingga). Mari bersama – sama kita patuhi PSBB agar Covid-19 segera berlalu, Gunakan masker, Jaga Jarak, di Rumah Aja!

11-Mei 2020

ttd

Tim Riset Grapadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Konsultasi Sekarang !