Pandemic Covid19 saat ini menghentikan hampir semua indikator peningkatan perekonomian, terutama untuk sektor properti. Ini memancing pertanyaan di kalangan pelaku pasar properti, apakah masih ada harapan untuk segera bangkit dari kondisi saat ini ? Bagaimana dengan wilayah Bodetabek, seperti Bekasi, yang selama ini dikenal juga sebagai salah satu area industri di Bodetabek, dengan jumlah pekerja nya yang melimpah ? Apakah para pelaku pasar, Pemasok dan Konsumen Properti, sudah kehilangan minatnya untuk ‘berinvestasi’ lagi di Bekasi segera setelah pandemik berakhir ?
Jawabannya adalah pertimbangan-pertimbangan yang selama ini menggerakkan Pengembang Properti Perhotelan, yang tentunya membedakannya dengan bidang properti lain, seperti mall, apartemen dan perkantoran.
Kebutuhan akan.hotel, bukan hanya sekedar untuk tempat menginap. Tapi juga menyediakan fasilitas-fasilitas Meeting, Incentive, Conferrence dan Exhibition (MICE). Penyelenggaraan event-event MICE bukan hamya untuk keperluan dinas, lembaga atau instansi pemerintah; tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan swasta nasional maupun internasional.
Di Bekasi, pertumbuhan sektor industri sangat pesat dalam bbrp tahun ini. Tercatat sekitar 6.500 perusahaan yang ada di Bekasi saat ini, dengan Tenaga Kerja Asing untuk level Middle Management hingga Top Managent sekitar 17.000 orang.
Perusahaan-perusahaan ini, ditambah lagi dengan Dinas, Lembaga maupun Institusi pemerintah, sangat membutuhkan fasilitas-fasilitas MICE yang bisa mendukung kegiatan ataupun kelancaran bisnis mereka. Tingkat mobilitas mereka dibandingkan dengan kemampuan sarana transportasi menyediakan pendukung kelancaran moblitas mereka, membuat mereka menjadi ‘tidak terbayangkan’ jika harus selalu melaksanakan event MICE yang berada di Jakarta. Salah satu pilihan untuk mendukung kelancaran dan mobilitas mereka adalah dengan menggunakan MICE yang berada di Bekasi. Karena itu, kebutuhan akan suplai hotel baru di Bekasi akan sejalan dengan kenaikan tingkat hunian di perkantoran, residensial dan area industri di Bekasi.
Sepanjang 2019, kinerja sektor perhotelan paling stabil dan paling baik dibanding sektor properti lainnya, seperti apartemen, perkantoran dan mall. Kontributor utama di sektor perhotelan adalah kegiatan MiCE baik yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta atau pemetintah
Di akhir 2019, bisnis pethotelan menambah pasokannya sebesar 39.760 kamar, tumbuh 0,63% dibanding tahun sebelumnya. Pasokan ini terdiri dari Hotel Bintang 4 42,14%, Hotel Bintang 3 28,5% dan Hotel Bintang 5 27,3%. Pada Kwartal IV 2019 pasokannya sebesar tingkat hunian juga naik sebesar 6,03% menjadi 63,8%.
Di tahun 2019, tingkat permintaan hotel juga mengalami.kenaikan. Di wilayah Bodetabek sebesar 7,8%, Tangerang 17,2% dan Bandung 6,1%. Kenaikan Tarif pun meningkat sebesar 5,87% menjadi Rp. 804.000/ malam.
Pada awal Tahun 2020, di Jakarta, Tingkat Hunian Hotel sempat mengalami.kenaikan juga, sebesar 56%, hingga menjadi 60% di Bulan Februari. Namun dengan adanya Pandemik Covid19, kondisi bisnis perhotelan menjadi berubah, pada Maret 2020, mulai mengalami penurunan dengan berkurangnya kegiatan MICE dan turunnya arus kunjungan domestik ke wilayah Bekasi. Di Jakarta, pada Bulan Mei,Hotel mengalami kinerja terburuk dan hampir 100 hotel tutup atau berganti menjadi fasilitas inap tenaga medis. Pada bulan tersebut, sektor perhotelan mengalami.penurunan penjualan untuk Jakarta 66,7%, Bodetabek 72,4% dan Tangerang 43,2%.
Jika memperhitungkan prospek bisnis sektor Perhotelan di Tahun 2021, ketika Pandemik di prediksikan sudah berlalu, tentunya harus dilihat juga prospek kebangkitan sektor properti lainnya seperti Tingkat Hunian Petkantoran, Tenant Pusat Perbelanjaan, Kawasan Industri dan Apartemen. Karena kebutuhan akan ruang hotel, terutama di Bekasi, tidak dapat betdiri sendiri tanpa mengikuti kebangkitan di sektor-sektor properti tetsebut. Dalam analisa sebelumnya, telah digambarkan bagaimana prospek kebangkitan sektor-sektor tersebut, sehingga pelaku.pasar sektor perhotelan tidak perlu terlalu khawatir dengan prospek bisnis sektor perhotelan pasca pandemik Covid19.
Bagi pemasok di sektor perhotelan, ada dua pertimbangan utama yang membuat meteka tetap tertarik berinvestasi di sektor ini, pertama, bahwa pendapatan di sektor perhotelan adalah pendapatan yang bersifat Recuring Income (pendapatan yang selalu berulang), bukan pendapatan dari sekali beli. Kedua, alasan pengembang untuk bernvestasi di sektor perhotelan adalah untuk menyeimbangkan portfolio bisnis propertinya, terutama untuk pengembang-pengembang Super-Block atau Kawasan Terpadu. Ketiga, investasi di bidang properti, adalah investasi yang masih bisa menahan nilai.investasi untuk melalui masa pandemik, harga properti tidak akan pernah turun, namun yang terjadi kemungkinan adalah perlambatan atau stagnasi.