Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu kegiatan yang menjembatani seorang pengusaha dan para investor terhadap suatu usaha atau bisnis. Biasanya pada studi tersebut akan dibahas lebih detail mengenai suatu usaha atau bisnis. Tepatnya akan membahas layak atau tidaknya usaha tersebut bila dijalankan.
Pada setiap elemen kehidupan, pro dan kontra sudah pasti ada. Begitupun dengan pembahasan studi kelayakan bisnis. Ada sebagian masyarakat yang sangat memprioritaskan studi kelayakan bisnis untuk keberlangsungan jalannya bisnis hingga mencapai tujuannya. Namun, tak dipungkiri pula ada sebagian lainnya yang tampak tak acuh pada konsep studi kelayakan bisnis ini sendiri sebab dianggap ada tidaknya proses tersebut untung dan rugi suatu usaha merupakan resiko.
Ya, jika berbicara mengenai resiko sudah barang tentu setiap pengusaha akan selalu dihadapkan pada dua persoalan yakni untung atau rugi. Namun, siapa yang mau menjalankan bisnis yang bakal merugi? Jawabannya sudah pasti tak ada satu orang pun, bukan?
Nah, begitulah kiranya peranan studi kelayakan bisnis. Karena tak ada seorang pun yang ingin menjalankan bisnis yang bakal merugi, paling tidak kegiatan tersebut bisa meminimalisir kerugian yang akan dihadapi sang pengusaha. Bahkan mungkin, lebih jauh dari itu akan ada satu titik dimana sang pengusaha bisa mencapai titik puncak tujuan dari keberlangsungan kegiatan bisnis yang akan dijalankan nantinya.
Jika Anda termasuk ke dalam salah satu orang yang mengiyakan bahwasannya studi kelayakan bisnis dianggap penting dan perlu dilakukan sebelum membuka usaha, nampaknya tak akan ada keraguan di dalamnya. Namun, jika ternyata Anda termasuk dalam barisan yang belum mengiyakan pentingnya kegiatan tersebut, maka mari simak pembahasan mengenai tanya jawab seputar studi kelayakan bisnis seperti di bawah ini.
Diskusi Tanya Jawab Persoal Studi Kelayakan Bisnis :
Mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu studi kelayakan terlebih dahulu, padahal biaya untuk melakukan studi cukup besar termasuk waktu untuk melakukannya?
Pertanyaan ini kerap disuguhkan di telinga Anda, bukan? Sebenarnya pembahasan ini telah dijawab pada materi sebelumnya, akan tetapi untuk lebih mempertegas jawaban tersebut; mari ulas kembali. Jawabannya, iya perlu adanya studi kelayakan lebih dulu sebelum menjalankan suatu usaha atau proyek, padahal biayanya cukup besar termasuk waktu untuk melakukannya.
Mengapa demikian? Sebab, Anda nantinya akan selalu dihadapi pada dua pilihan pada proses bisnis atas suatu usaha atau proyek, seperti :
- Mengeluarkan biaya cukup besar di awal agar ditengah perjalanan mendapatkan banyak keuntungan atau mengeluarkan sedikit biaya di awal dan mendapatkan lebih sedikit lagi keuntungan di tengah perjalanan bisnis (read: merugi)?
- Menghabiskan banyak waktu di awal sebelum usaha atau menghabiskan banyak waktu di tengah perjalanan bisnis, hingga terdeteksi usaha merugi?
Kedua point di atas adalah opsi pilihan yang bisa Anda lakukan, dimana pada intinya banyak orang yang lebih memilih melakukan studi kelayakan sebelum memulai suatu usaha atau proyek agar mampu meminimalisir segala resiko termasuk segala kerugian yang mungkin akan dihadapi ke depannya, meskipun memakan waktu cukup lama dan biaya yang cukup besar di awal. Namun, hal tersebut akan terbayar tuntas jika usaha atau proyek tersebut berjalan lancar dan mampu menggapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Apa saja manfaat atau keuntungan yang diperoleh setelah melakukan studi kelayakan bisnis sebelum menjalankan suatu usaha?
Selain meminimalisir resiko kerugian, ada beberapa point lainnya yang bisa dijadikan acuan sebagai manfaat atau keuntungan yang diperoleh setelah melakukan studi kelayakan bisnis sebelum menjalankan usaha. Hal tersebut bisa dilihat di bawah ini.
- Mampu mengukur besarnya keuntungan dalam bentuk nominal yang akan diperoleh apabila usaha tersebut akan dijalankan.
- Selain berguna bagi sang owner itu sendiri, nyatanya studi kelayakan bisnis juga mampu membuka peluang pekerjaan pada masyarakat lainnya, sebab di dalam pembahasannya akan dibahas pula mengenai sesiapa kandidat atau pekerja yang cocok dalam menempati setiap posisi yang ada. Hal ini tentu saja, akan membuka jalur pendapatan bagi orang-orang atau masyarakat sekitar.
- Bernilai positif dalam aspek ekonomi, seperti menambah kuantitas jumlah barang dan jasa yang bisa ditawarkan kepada masyarakat sebagai konsumen. Caranya ialah dengan meningkatkan mutu produk sebab akan terpacu dalam menahadapi para kompetitor sejenis, sehingga diharapkan nantinya kualitas produk akan meningkat pula, sehingga bisa digunakan untuk melawan para kompetitor tersebut.
- Memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan,seperti perhitungan dana yang dibutuhkan, waktu yang tepat untuk memulai menjalankan, lokasi yang tepat untuk menjalankan usaha, dan lain sebagainya.
- Memudahkan pengawasan dan pengendalian sebab segala sesuatunya telah terkonsep secara terstruktur dalam bagian-bagian studi kelayakan.
Apakah hanya sang owner saja yang berkepentingan dalam studi kalayakan? Ataukan ada banyak pihak yang berkepentingan di dalamnya?
Ya, dalam proses studi kelayakan tak hanya sang owner saja, ada banyak pihak pula yang berkepentingan atas hasil studi kelayakan tersebut. Siapa saja mereka? Di bawah ini akan dipaparkan pihak-pihak tersebut.
- Kreditur, biasanya berupa pihak bank atau lembaga yang akan dijadikan sebagai tempat mendapatkan modal usaha sebagai pinjaman di awal. Dengan adanya studi kelayakan, pihak kreditur dapat menilai apakah usaha Anda dinilai layak untuk dijadikan client atau nasabah peminjam modal. Selain itu, mereka juga bisa memperhitungkan progres usaha dengan menilai apakah keuntungan yang didapat dinilai akan mampu menutupi seberapa besar modal yang dipinjamkan.
- Pemerintah, nantinya pemerintah akan menilai suatu usaha berdasarkan studi kelayakan yang ada, apakah usaha tersebut akan bernilai manfaat bagi pemerintahan, khususnya bagi sektor perekonomian. Selain itu, sekotor AMDAL pun akan dinilai layak atau tidak oleh pemerintah itu sendiri akan merugikan atau tidak jika usaha tetap dilakukan.
- Masyarakat, lapangan pekerjaan lagi-lagi akan menjadi isu yang menarik apabila usaha yang Anda rancang merupakan sutau proyek yang bisa dibilang cukup besar. Studi kelayakan akan memrperhitungkan seberapa banyak peran masyarakat yang bisa turut ambil bagian dalam proyek tersebut. Pun di sisi lain, diharapkan dengan adanya studi kelayakan tidak akan memeberi dampak negatif pada lingkungan yang bisa menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
- Manajemen, posisi penting dalam roda perputaran bisnis, pihak manajemen akan menjadi pusat perhatian dalam sukses atau tidaknya suatu usaha atau bisnis yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, dengan dilakukannya studi kelayakan diharapkan mampu mengukur kinerja manajemen dan menciptakan prestasi kerja pihak manajemen itu sendiri.
Bagaimana? Tanya jawab di atas cukup mewakili beberapa pertanyaan seputar studi kelayakan, bukan? Jika Anda memiliki pertanyaan lainnya, silahkan berikan komentar Anda pada postingan kali ini, dan akan kita bahas pada materi selanjutnya, ya!
Ada beberapa cara untuk menghitung kelayakan suatu usaha atau bisnis, antara lain dengan B/C rasio dan R/C rasio. Kriteria layak tidaknya dengan menggunakan dua cara tersebut sama, yaitu jika rasio tersebut menghasilkan > 1, maka usaha layak dikembangkan, sedangkan < 1 maka usaha tidak layak diteruskan. Pertanyaanya, jika dalam perhitungan menghasilkan rasio B/C 1, maka pengambilan kesimpulannya bagaimana?
Jika hasil perhitungan rasio Benefit-Cost (B/C) menghasilkan nilai 1, maka kesimpulan yang diambil adalah bahwa usaha tersebut berada di titik impas (break-even point). Ini berarti bahwa manfaat yang dihasilkan dari usaha sama dengan biaya yang dikeluarkan.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat dipertimbangkan dalam situasi ini:
Titik Impas: Dengan rasio B/C = 1, usaha tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. Ini menunjukkan bahwa investasi tersebut tidak memberikan nilai tambah, tetapi juga tidak merugikan.
Keputusan Melanjutkan atau Tidak: Meskipun rasio 1 menunjukkan bahwa usaha tidak merugi, keputusan untuk melanjutkan atau tidak tergantung pada beberapa faktor lain, seperti potensi pertumbuhan di masa depan, risiko yang terlibat, atau sumber daya yang tersedia.
Analisis Tambahan: Penting untuk melakukan analisis tambahan, seperti sensitivitas terhadap perubahan biaya atau manfaat, untuk memahami apakah ada kemungkinan usaha tersebut dapat menjadi lebih menguntungkan di masa depan.
Konteks Bisnis: Pertimbangkan konteks bisnis dan industri. Dalam beberapa kasus, titik impas bisa dianggap sebagai langkah awal yang baik, terutama jika ada rencana untuk meningkatkan efisiensi atau memperluas pasar.
Secara keseluruhan, meskipun B/C rasio 1 menunjukkan bahwa usaha tidak layak untuk dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kriteria yang ada, perlu adanya evaluasi tambahan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Kasus :
Anda adalah seorang pengusaha dibidang pembuatan Buku Tulis dengan merek ANNASI. Didalam produksinya anda tidak ingin merugi baik dari Sumberdaya yang dibutuhkan, aspek ekonomi dan sosial, teknologi yang diperlukan maupun dampak lingkungannya dari faktor produksi yang dijalankan. Jika produksi yang diinginkan setiap harinya sebanyak 2300 buku dengan waktu yang dibutuhkan adalah 9 jam perhari dengan hari Sabtu dan Minggu libur.Perusahaan menggunakan mesin terbaru dengan kapasistas perjamnya 51 buku dan mempunyai 6 unit mesin. Mesin yang digunakan dengan merek KASSI ini menggunakan bahan bakar Solar, dengan proses produksinya bahan kertas dibersihkan dengan bahan kimia deterjen dan enzim. Rencana perekrutan tenaga kerja dengan kualifikasi minimal SMA dengan usia maksimal 25 tahun dengan prioritas tenaga kerja dilingkungan perusahaan. .
Pertanyaan :
1. Berapakah kebutuhan tenaga kerja yang harus disiapkan oleh perusahaan ?
2. Apa Apa dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar (minimal 3) ?
3. Apakah perusahaan bisa memenuhi target produksinya ? Jelaskan secara terperinci
4. Apakah yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi dampak lingkungannya dari proses produksi yang dilakukannya ?
Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja, kita perlu mengetahui total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 2.300 buku.
Langkah-langkah:
Produksi per jam per mesin: 51 buku
Jumlah mesin: 6 unit
Total produksi per jam: 51 buku/mesin × 6 mesin = 306 buku
Produksi per hari: 2.300 buku
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 2.300 buku:
Waktu produksi
=
2.300
buku
306
buku/jam
≈
7
,
5
jam
Waktu produksi=
306 buku/jam
2.300 buku
≈7,5 jam
Dengan waktu produksi 7,5 jam per hari, kita dapat memperkirakan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan:
Jika satu tenaga kerja dapat mengoperasikan satu mesin: Jumlah mesin yang digunakan adalah 6, jadi 6 orang tenaga kerja diperlukan untuk memproduksi 2.300 buku dalam 7,5 jam per hari.
2. Dampak Ekonomi dan Sosial bagi Masyarakat Sekitar
a. Dampak Ekonomi:
Peningkatan Pendapatan: Dengan membuka peluang kerja, masyarakat sekitar akan mendapatkan pendapatan tetap dari gaji yang diterima, yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Pengembangan Keterampilan: Melalui pelatihan dan pengalaman kerja, masyarakat akan mendapatkan keterampilan baru yang dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.
b. Dampak Sosial:
Stabilitas Sosial: Pemberian kesempatan kerja dapat mengurangi angka pengangguran, yang pada gilirannya mengurangi potensi ketegangan sosial di masyarakat.
Keterlibatan Komunitas: Perusahaan dapat berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat, seperti program CSR (Corporate Social Responsibility), yang dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat sekitar.
3. Apakah Perusahaan Bisa Memenuhi Target Produksinya?
Ya, perusahaan bisa memenuhi target produksinya. Berikut penjelasannya:
Produksi per hari: Dengan 6 mesin yang masing-masing memproduksi 51 buku per jam, total produksi dalam satu hari adalah:
Total Produksi
=
306
buku/jam
×
7
,
5
jam
≈
2.295
buku
Total Produksi=306 buku/jam×7,5 jam≈2.295 buku
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memproduksi hampir 2.300 buku per hari dalam 7,5 jam kerja.
Waktu yang tersisa: Karena waktu kerja adalah 9 jam, perusahaan memiliki waktu cadangan 1,5 jam untuk perawatan mesin atau penanganan kendala produksi.
Rencana perekrutan tenaga kerja: Dengan kebutuhan 6 orang tenaga kerja, dan jika mereka memiliki kualifikasi yang sesuai, maka perusahaan bisa secara efektif menjalankan produksi sesuai target.
4. Langkah-langkah untuk Mengatasi Dampak Lingkungan
Perusahaan dapat mengambil beberapa langkah untuk meminimalkan dampak lingkungan dari proses produksinya:
Pengelolaan Limbah: Mengimplementasikan sistem pengelolaan limbah yang baik, termasuk pemisahan limbah organik dan anorganik, serta pengolahan limbah kimia agar tidak mencemari lingkungan.
Penggunaan Bahan Kimia Ramah Lingkungan: Mengganti deterjen dan enzim dengan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran dan dampak negatif terhadap kesehatan.
Efisiensi Energi: Menggunakan mesin yang hemat energi dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon dari penggunaan bahan bakar solar.
Program CSR: Melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan yang berfokus pada pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon atau program edukasi lingkungan untuk masyarakat sekitar.