Begitu kamu memutuskan untuk mendirikan sebuah startup, maka secara tidak langsung kamu telah berkomitmen untuk memberikan waktu, tenaga, hingga uang, demi kesuksesan startup tersebut. Jika gagal, maka segala hal yang telah kamu korbankan tersebut akan hilang begitu saja. Hal ini menjadi semakin sulit apabila kamu telah merekrut sejumlah karyawan. Karena artinya, kamu pun turut menyia-nyiakan waktu mereka.
Itulah mengapa penting bagi seorang founder untuk melakukan riset pasar (market research), demi mengetahui sejak awal apakah startup yang mereka dirikan memang bisa menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh banyak orang atau tidak.
Daftar Isi Artikel
Apa itu riset pasar dan mengapa hal ini penting bagi startup?
Market research atau riset pasar adalah sebuah usaha untuk mengumpulkan informasi terkait masyarakat yang akan menjadi target dari sebuah bisnis, alias calon pengguna. Tak hanya di dunia startup, tahapan ini pun perlu dilakukan jika kamu ingin memulai bisnis konvensional.
Ada empat hal yang bisa dapatkan setelah melakukan riset pasar
- Pertama, kamu bisa mengetahui karakter calon pengguna (persona) dari produk atau layanan yang kamu buat, dan seberapa banyak jumlah mereka di Indonesia.
- Kedua, kamu bisa mengetahui apakah produk atau layanan yang kamu hadirkan memang akan digunakan oleh orang-orang tersebut. Jangan sampai kamu menghadirkan layanan yang sebenarnya dibutuhkan, namun gagal mendapat pengguna karena tampilan aplikasi yang buruk atau harga layanan yang terlalu mahal.
- Ketiga, kamu bisa mengetahui siapa saja yang berpotensi menjadi pesaing kamu secara langsung dan tidak langsung. Dengan begitu, kamu bisa mempersiapkan strategi untuk mengalahkan mereka.
- Keempat, kamu pun bisa mengetahui hambatan seperti apa yang akan kamu hadapi, seperti permasalahan infrastruktur internet, regulasi pemerintah, atau minimnya vendor yang tersedia.
Seorang pakar pernah menganalogikan riset pasar sebagai peta atau rambu lalu lintas yang bisa mengarahkan para pengemudi yang hendak bepergian dari satu kota ke kota lain. Dengan peta atau rambu tersebut, kamu bisa mengetahui ke arah mana kamu harus pergi, kapan kamu harus memperlambat laju kendaraan dan kapan kamu harus berbelok.
Serupa dengan hal tersebut, riset pasar pun bisa membantu kamu untuk menentukan arah startup yang kamu dirikan, mulai dari strategi pemasaran seperti apa yang harus kamu lakukan, produk seperti apa yang harus kamu buat agar bisa memuaskan para pengguna, hingga bagaimana kamu bisa mengalahkan kompetitor.
Langkah-langkah Melakukan Riset Pasar Startup
Langkah 1: Tentukan produk yang akan kamu buat dan pengguna yang kamu incar
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan produk seperti apa yang akan kamu buat. Apakah kamu ingin membuat e-commerce? Layanan pemesanan barang atau jasa? Platform belajar online? Platform pengolahan data? Atau yang lain?
Setelah itu, kamu juga harus bisa menentukan secara spesifik siapa target pasar kamu. Mengapa hal ini harus dilakukan? Karena setiap orang mempunyai minat dan keinginan yang berbeda-beda. Jadi, sebaik apapun produk yang kamu buat, kamu tidak akan bisa menggaet semua orang.
Langkah 2: Lakukan survei
Setelah memilih segmen pasar yang ingin kamu targetkan, kamu harus melakukan survei kepada orang-orang yang termasuk di dalam segmen tersebut. Kamu bisa melakukannya secara manual dengan bertemu orang-orang tersebut secara langsung. Namun lebih baik kamu melakukannya secara online, agar lebih mudah untuk disebarkan dan dihitung hasilnya.
Dalam menyebarkan survei, kamu pun harus menggunakan cara yang pintar, agar bisa mendapatkan hasil yang banyak dalam waktu yang cepat. Untuk itu, beberapa orang pun coba memanfaatkan fitur iklan di Facebook atau Google untuk menyebarkan survei ke orang-orang yang tepat.
Untuk memudahkan, kami telah mempersiapkan contoh pertanyaan survei yang bisa kamu gunakan di tautan berikut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan survei:
- Hindari melakukan survei kepada keluarga, teman, atau rekan kerja, karena mereka bisa memberikan jawaban yang kurang objektif.
- Pastikan kamu mendapatkan jumlah responden yang memenuhi jumlah sampel minimum. Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan kalkulator berikut.
- Jangan lupa menyertakan paling sedikit dua pertanyaan tes, untuk memastikan sang responden tidak mengisi secara asal. Jika jawaban kedua pertanyaan tersebut berbeda, maka responden tersebut harus dikeluarkan dari perhitungan. Berikut ini adalah contoh menggunakan pertanyaan tes.
Langkah 3: Tentukan seberapa besar pasar yang bisa kamu raih
Langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah mengetahui seberapa besar jumlah pengguna serta nominal uang yang bisa kamu dapatkan.
Contohnya apabila kamu ingin membuat sebuah e-commerce kosmetik, kamu harus mencari data-data seperti ini:
- Berapa banyak jumlah penduduk Indonesia?
- Dari jumlah di atas, berapa banyak yang berjenis kelamin wanita, berusia 21 hingga 35 tahun, dan suka membeli kosmetik?
- Dari jumlah di atas, berapa banyak yang bisa mengakses internet?
Modal ventura (VC) biasanya akan tertarik pada bisnis yang mempunyai nilai pasar lebih dari US$100 juta (sekitar Rp1,3 triliun) dalam setahun. Bila nilainya di bawah itu, maka artinya bisnis tersebut masih butuh waktu untuk berkembang.
Langkah 4: Ketahui kompetitor dan hambatan yang akan kamu hadapi
Cari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Siapa saja yang telah menghadirkan layanan serupa di tanah air?
- Adakah kelemahan dari mereka yang bisa kamu manfaatkan?
- Apakah infrastruktur internet yang ada saat ini telah bisa kamu gunakan untuk menjangkau target pasar kamu?
- Adakah regulasi yang akan menghambat operasional startup kamu?
Langkah 5: Uji prototipe dari produk kamu
Setelah melakukan hal-hal di atas, kamu perlu mengetahui apakah solusi yang kamu hadirkan benar-benar disukai oleh masyarakat. Untuk itu, kamu perlu membuat sebuah prototipe produk yang bisa dicoba oleh orang lain. Setelah jadi, prototipe tersebut pun harus kamu sajikan kepada calon pengguna.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus kamu lakukan:
- Membuat prototipe
Tenang saja, di tahap ini kamu tidak perlu membuat produk yang sempurna. Kamu bisa membuat contoh produk lewat platform seperti Ionic Framework atau MarvelApp untuk aplikasi mobile, atau dengan Adobe XD dan Sketch untuk perangkat desktop atau tablet. Kamu bahkan juga bisa membuatnya dengan memanfaatkan fitur Hyperlink di PowerPoint atau Keynote.
- Mempersiapkan skenario
Dalam melakukan tes, kamu tidak boleh bertanya secara langsung seperti, “untuk melakukan pembelian kira-kira harus menekan tombol yang mana?” Namun kamu harus membuat sebuah skenario agar sang pengguna terkondisikan di situasi sehari-hari.
- Mencari siapa yang akan diuji, sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan di awal.
- Mempersiapkan alat perekam
- Mencatat tingkat kesuksesan
Langkah 6: Terus pantau tren yang berkembang di pasar
Setelah melakukan hal-hal di atas, praktis kamu hanya perlu membuat produk yang bisa berjalan dengan baik, lalu meluncurkannya ke pasar. Namun kamu harus ingat, kalau itu hanya awal dari perjalanan kamu membangun startup.
Kedepannya, kamu harus terus memantau secara berkala bagaimana tren yang berkembang di masyarakat, adakah yang bisa kamu manfaatkan? Adakah aturan baru dari pemerintah yang kemudian menghambat operasional pelayanan kamu?
Untuk itu kamu bisa memanfaatkan beberapa data, yang berasal dari:
- Data internal kamu, mulai dari Monthly Active Users (MAU), Customer Acquisition Cost (CAC), hingga Retention Rate.
- Google Trends
- Trending topic di Facebook dan Twitter
- Pengamatan secara langsung di lapangan
- Pemaparan para ahli di media atau acara