Dalam menjalankan sebuah bisnis atau usaha, tentu berbekal modal dan tekad saja tidak cukup membuat bisnis anda sukses. Banyak sekali hal-hal yang pastinya harus anda pertimbangkan dengan matang. Selain mempersiapkan rencana bisnis yang tepat, anda juga perlu melakukan analisis studi kelayakan untuk menguji apakah bisnis tersebut sudah layak dijalankan. Meskipun bersifat sangat penting, faktanya masih banyak yang mengabaikan hal tersebut.
Akibatnya, masih banyak pula pebisnis yang harus merasakan gulung tikar lantaran mengalami kerugian. Bahkan tak jarang dari mereka yang mengalami kerugian dalam jumlah yang cukup besar. Maka dari itu, sebelum memulai suatu usaha, sebaiknya pahami dulu beberapa hal penting. Salah satunya yakni feasibility study. Lantas siapa saja yang bisa melakukan analisis ini? Apakah hanya pemilik bisnis saja? Temukan jawabannya pada pembahasan berikut.
Daftar Isi Artikel
1. Calon Pebisnis
Pihak atau orang pertama yang perlu melakukan analisis feasibility study adalah calon pebisnis. Sebagai seorang pebisnis tentu wajib hukumnya melakukan analisis tersebut jika ingin bisnis yang dijalani berjalan dengan optimal hingga menempuh jalur kesuksesan. Pasalnya dengan melakukan analisis tersebut, seorang pebisnis dapat mengetahui targer pasar, biaya produksi yang dibutuhkan, hingga dapat mengevaluasi potensi pendapatan.
2. Tim Ahli Internal
Biasanya, dalam suatu perusahaan terdapat sejumlah tim ahli internal yang memegang peranan penting pada bisnis. Tim tersebut diantaranya yakni seperti tim riset dan pengembangan atau departemen keuangan. Pihak-pihak tersebut seringkali ditugaskan untuk melakukan analisis feasibility study. Maka dari itu sebaiknya kedua pihak tersebut sudah dipastikan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam terkait sistem operasi perusahaan dan akses data yang relevan.
3. Konsultan Bisnis
Pihak berikutnya yang dapat melakukan analisis studi kelayakan atau feasibility study adalah seorang konsultan bisnis. Umumnya seorang konsultan bisnis sudah memiliki pengalaman yang cukup luas dalam menganalisis berbagai aspek usaha. Sehingga mereka dapat memberikan pandangan dalam sego objektivitas dari luar dan membantu dalam mengindentifikasi resiko serta peluang yang mungkin terlewatkan.
4. Lembaga Keuangan
Sebelum memberikan bantuan dana dalam segi pinjaman atau investasi, biasanya lembaga keuangan seperti bank atau investor akan meminta laporan terkait analisis feasibility study. Mereka akan memastikan terlebih dahulu apakah usaha yang akan diajak kerjasama sudah memiliki peluang yang nyata. Peluang tersebut berhubungan dengan tingkat keuntungan, sehingga suatu hari pemilik bisnis dapat mengembalikan modal usaha kepada investor.
5. Lembaga Penelitian
Selain beberapa pihak di atas, terdapat pula pihak lain yang juga dapat melakukan analisis feasibility study. Pihak tersebut adalah lembaga penelitian yang bersifat independen. Lembaga penelitian tersebt biasanya berfokus pada analisis pasar, tren konsumen atau perkembangan industri tertentu. Pihak tersebut berperan cukup penting dalam memberikan data dan wawasan objektif kepada para pelaku bisnis berdasarkan penelitian yang mendalam.
6. Perguruan Tinggi
Tak hanya pihak yang terlibat dalam bisnis saja, faktanya perguruan tinggi pun juga dapat melakukan analisis feasibility study. Dengan sistem ekonomi yang kuat tentu perguruan tinggi dapat melibatkan mahasiswa atau fakultas dalam melakukan analisis tersebut. Hal ini dapat bermanfaat dalam memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa sambil memberikan ide bisnis dengan analisis yang cermat.
Nah, itulah pihak-pihak yang dapat melakukan analisis studi kelayakan usaha atau feasibility study. Sejumlah pihak tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan analisis secara mendalam terkait potensi kesuksesan suatu bisnis. Dengan memanfaatkan keahlian dari pihak-pihak tersebut tentu dapat membantu pebisnis dalam mengidentifikasi resiko dan peluang yang teradi di masa depan.
